Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat, baik interaksi maupun permasalahannya. Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi memiliki ciri-ciri tertentu, salah satunya adalah bersifat empiris.
Empiris berasal dari bahasa Yunani, yaitu _empeiria_ yang berarti pengalaman. Secara umum, empiris berarti berdasarkan pengalaman atau pengamatan.
Sosiologi bersifat empiris artinya sosiologi didasarkan pada observasi (pengamatan) dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif melainkan objektif.
Berikut adalah ciri-ciri sosiologi bersifat empiris:
Sosiologi didasarkan pada observasi, baik observasi langsung maupun observasi tidak langsung. Observasi langsung dilakukan dengan cara terjun langsung ke lapangan untuk mengamati fenomena sosial. Observasi tidak langsung dilakukan dengan cara mempelajari data-data sekunder, seperti dokumen, statistik, dan hasil penelitian sebelumnya.
Sosiologi didasarkan pada akal sehat. Artinya, hasil penelitian sosiologi harus dapat diterima oleh akal sehat.
Sosiologi tidak bersifat spekulatif, artinya hasil penelitian sosiologi harus dapat dibuktikan secara empiris.
Berikut adalah contoh sosiologi bersifat empiris:
Peneliti tersebut mengamati bagaimana masyarakat berinteraksi satu sama lain, bagaimana mereka berdagang, dan bagaimana mereka bersikap terhadap pembeli. Hasil pengamatan tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui pola interaksi sosial di pasar tradisional.
Peneliti tersebut mengumpulkan data dari berbagai sumber, seperti wawancara dengan warga, studi literatur, dan analisis statistik. Hasil penelitian tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kemiskinan di daerah tersebut.
Sosiologi bersifat empiris artinya sosiologi didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif melainkan objektif. Ciri-ciri sosiologi bersifat empiris adalah berdasarkan observasi, berdasarkan akal sehat, dan tidak bersifat spekulatif.
0 Komentar